Selasa, 19 Januari 2016

Penderitaan Panjang Akibat Masuk Perguruan SP




Bismillah..
Beberapa waktu yang lalu kami diundang oleh seorang pasien di salah satu sudut kota Banda Aceh, sebut saja namanya ibu Fulanah. Ibu Fulanah adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya mengurus rumah dan keluarganya. Ia bercerita bahwa mulanya ia memiliki penyakit migrain sejak usia masih gadis. Namun migrain yang dialami ibu Fulanah tidaklah begitu sering menghinggapi. Semasa gadis ini, ibu Fulanah kemudian berpetualang mencari apa saja yang kira-kira bermanfaat dan bisa menjadi pengisi wktu-waktu yang ada.

Singkat cerita, ibu Fulanah pun mendaftarkan diri dalam sebuah perguruan yaitu SP. Hari-hari berlalu, ibu Fulanah terus aktif mendalami seni perguruan SP ini kurang lebh 2 tahun lamanya. Nah, sejak masuk ke perguruan SP tersebut, migrain yang tadinya tidak begitu rutin menjadi sebuah penyakit yang mulai mengganggu aktifitas yang ada karena seringnya migrain itu datang. Semakin lama mendalami seni SP semakin dasyat sakit yang dirasakan oleh ibu Fulanah di bagian kepalanya.
Sejak menekuni seni SP inilah, ibu Fulanah mulai mengalami banyak hal-hal aneh dalam hidupnya. Mulai dari mimpi buruk saat tidur, gelisah, rasa sakit yang terus bertambah di bagian kepala hingga menderita susah tidur alias insomnia. Hal tersebut terus terjadi hingga membuat ibu Fulanah sangat menderita, yang pada klimaksnya beliau memilih untuk keluar dan berhenti dai perguruan SP tersebut.

Namun dengan keluar dan berhentinya ibu Fulanah dari seni SP ini tidak serta merta membuat penderitaan yang ada berakhir. Bahkan ia semakin menyiksa fisik dan psikis karena gangguan dan rasa sakit terus menghantui. Hingga sudah menikah pun, ibu Fulanah terus menderita dengan rasa sakit dan gangguan yang bermacam-macam. Mulai dari adanya cekikan, ikatan tali disekujur tubuh, tusukan di kepala dan dada, hingga rasa sakit di perut seperti ada benda tumpul besar yang mengganjal. Hal tersebut terus dirasakan oleh ibu Fulanah. Berbagai pengobatan medis sudah dilakukan, mulai rumah sakit di berbagai kota di negeri ini hingga rumah-rumah sakit di ngeri tetangga, ibu Fulanah telah kunjungi. akan tetapi sehat yang didambakan pun tak kunjung hadir. Bahkan sebagian hasil chek up medis tidak menghasilkan kesimpulan yang memadai. Kesimpulan terbesar yang ada adalah masalah lambung dan migrain bawaan.

Mendengar dan melihat kenyataan itu, ibu Fulanah tidak puas dan terus berusaha berobat ke berbagai ahli medis yang bisa dijumpainya. Namun lagi-lagihasilnya nihil atau bahkan sama dengan diagnosa yang terdahulu. Padahal apa yang dirasakan ibu Fulanah sungguh membuatnya tidak yakin akan hasil medical chek up tersebut.

Akhirnya, ibu Fulanah melihat dan mendengar tentang ruqyah di salah satu stasiun TV yang ada. Maka beliau bersegera mencari alamat ataupun nomor kontak peruqyah di Aceh khusunya di Banda Aceh, dan akhirnya ia menghubungi Rumah Rehab Aceh dan meminta untuk menerapi beliau.
Bismillah..terapi pun kami mulai. Dan yang terjadi sungguh di luar dugaan kami. Ibu Fulanah saat pertama kami ruqyah, ia mengeluarkan beberapa gerakan jurus-jurus beladiri, kami pun teringat bahwa ia dulunya salah satu dari anggota perguruan SP. Ruqyah kami lanjutkan dan dialog antara kami dan jin yang berada di tubuh ibu Fulanah terjadi. Singkat cerita dari dialog tersebut kami memperoleh info bahwa selama ini ibu Fulanah mengalami gangguan dari bangsa jin yang jumlahnya kurang lebih 500 jin sesuai pengakuan ketua jin yang berdialog dengan kami. Tentunya semua info ini adalah info berdasarkan isi dialog. Adapun kebenarannya maka hanya Allah Yang Maha Tahu.

Demikianlah kami terus melakukan terapi al Qur'an kepada ibu Fulanah dan akhirnya seluruh jin yang ada di tubuh ibu Fulanah tersebut kami dakwahi dan ajak untuk berislam. Dengan kesabaran dakwah yang kami lakukan pada akhirnya meluluhkan kesombongan para jin tersebut lalu mereka semuanya bersyahadat dan kemudian keluardari tubuh ibu Fulanah dengan sebelumnya terlebih dahulu kami memintanya untuk membersihkan semua buhul (ikatan-ikatansihir) yang selama ini menyiksa dan juga penyakit-penyakit yang selama ini begitu memberikan penderitaan baik secara fisik maupun psikis pada ibu Fulanah.

Kesimpulan dari kisah ini adalah cukuplah Allah dan Rasul sebagai pembimbing dalam hidup ini, jangan begitu mudah mengikuti sesuatu yang belum jelas akan kebenarannya agar kita terbebas dari kesesatan yang membelenggu jiwa dan fisik, juga agar kita bisa hidup dalam tenang dan kebahagiaan yang sesungguhnya..barakallahu fiikum.

Akhukum al Faqir Ilallah

Abu Dzikran al Fauzy al Makassary S.Pd.I
Mudir RH Aceh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar